28 Januari 2012

Evaluasi Pembelajaran yang Tepat

Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan sebuah proses. Di dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali proses. Mulai dari proses belajar-mengajar , perubahan sikap, peningkatan wawasan, dan sebagainya. Seluruh proses yang ada dalam pendidikan ini bertujuan supaya semua yang terlibat dalam dunia pendidikan menjadi lebih baik. Proses belajar mengajar misalnya, peserta didik yang belajar dengan acuan materi dari pendidiknya berproses agar menguasai ilmu yang diajarkan oleh pendidiknya. Pendidiknya pun berproses agar mampu meningkatkan kualitasnya dalam mendidik muridnya disamping meningkatkan kualitas ilmunya sendiri. Semua proses dalam dunia pendidikan yang disampaikan di atas berjalan karena mengacu pada suatu acuan atau tujuan sehingga semuanya berlangsung dengan teratur dan terencana. Keteraturan ini bukanlah semata-mata karena kebetulan semata tetapi ada semacam batasan-batasan atau rambu-rambu yang mengaturnya yaitu kurikulum. Kurikulum ini berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.



Karena kurikulum mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan, penyusunannya pun harus benar-benar matang. Hal ini harus dilakukan supaya semua proses yang ada dalam pendidikan mempunyai tujuan yang terarah dan seirama. Selain itu pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan kurikulum haruslah orang yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Dan yang tidak boleh terlupakan juga adalah para penyusun kurikulum haruslah tanggap dengan kondisi zaman yang terus berkembang. Baik itu teknologi yang digunakan, ilmu yang diajarkan, maupun cara mengajarnya sendiri. Saat ini sebagian besar bidang-bidang kehidupan manusia telah menggunakan komputer, minimal dalam penataan administrasi. Belum lagi jaringan internet yang telah meluas kemana-mana memungkinkan masyarakat (Indonesia) mendapatkan informasi dari berbagai pelosok dunia yang disampaikan dengan bahasa asing (Inggris). Di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi pun saat ini telah banyak membutuhkan literatur dan referensi yang up to date. Padahal tidak semua sumber yang dibutuhkan itu dicetak dalam bahasa Indonesia. Sehingga untuk mendapatkan informasi yang disampaikan kita perlu menguasai bahasa asing. Saat ini penguasaan teknologi komputer dan bahasa asing perlu ditingkatkan agar masyarakat – terutama kalangan pendidikan- tidak ketinggalan zaman.
Begitu juga dengan metode pengajar yang diterapkan pendidik, perlu ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Akan terjadi ketimpangan apabila peserta didik sudah "modern" dan teknologi sudah canggih tetapi pendidik masih menggunakan cara-cara konvensional dalam mengajar. Begitu pula sebaliknya, peserta didik yang cuek dengan perkembangan ilmu pengetahuan akan menimbulkan ketergantungan terhadap pendidiknya. Sumber ilmu yang dimiliki hanyalah apa yang disampaikan pendidiknya. Dia tidak tanggap dengan dunia luar, sehingga apabila pendidiknya menyampaikan informasi yang kurang atau tidak valid dia tidak akan mengetahuinya.

Heterogenitas peserta didik, baik itu secara fisik, intelektual, maupun latar belakang keluarganya memang tak dapat dihindari. Entah itu di kota, di desa, daerah terpencil, maupun pusat pemerintahan pasti mengalami hal yang sama. Oleh karena itu pendidik harus mampu mengatasi kondisi tersebut. Entah bagaimana caranya, pendidik harus bisa menyampaikan ilmunya kepada mereka yang bermacam-macam kondisinya secara tepat. Jangan sampai ilmu atau materi yang disampaikan hanya mampu diterima oleh kalangan tertentu saja, kalangan siswa yang daya ingatnya kuat misalnya. Di samping itu pendidik juga dituntut untuk memberikan evaluasi yang tepat bagi peserta didiknya. Semua materi yang disampaikan hanya akan sia-sia saja jika evaluasi yang diberikan pendidik kurang tepat, atau setidaknya tujuan akhir yang ingin dicapai menjadi kurang sempurna. Selain itu pendidik yang memberikan evaluasi yang tidak tepat bagi peserta didiknya hanya akan menyulitkan pesera didiknya. Peserta didik menjadi kesulitan untuk mengetahui kekurangannya dalam menerima materi.

Dari permasalahan-permasalahan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa evaluasi yang tepat harus diterapkan supaya proses belajar-mengajar menjadi lebih terkontrol. Baik pendidik maupun peserta didik semua harus mengetahui tujuan dan hasil yang dicapainya. Evaluasi dapat dilaksanakan apabila pendidik menguasai materi dengan baik, disiplin, dan menguasai kelas. Seorang pendidik tidak akan mampu menentukan cara evaluasi yang tepat apabila dia sendiri tidak menguasai dengan baik materi yang disampaikannya dan tidak mampu mengendalikan kelasnya sendiri. Oleh karena itu evaluasi sangat berkaitan dengan materi pelajaran dan kondisi pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana tanggapan Anda tentang artikel ini? yuk tulis di kolom komentar